#30DWC : Introduction And First Glance

 Rough 6 month of misery.  Satu Semester berakhir dengan Ujian Pengetahuan Agama Islam(PAI) Rabu, 23 Desember 2021 lalu. Banyak hal yang perlu di evaluasi, dipersiapkan dan diperbaiki. Pandemi belum usai, perkuliahan masih dalam jaringan. Beberapa orang merasa nyaman, beberapa lagi sudah tidak tahan. Untuk memenuhi hari-hari yang kosong di hari-hari libur semester, Amarta berniat mengikuti 30 Day Writing Challenge(30DWC). Disamping dapat mengisi waktu, Amarta berfikir dia juga dapat belajar menulis lewat sini, diharapkan dia terbiasa dan dapat terus berkarya. 

Mengenai apa yang akan Amarta tuliskan, dia berpedoman pada artikel 30 day challenge oleh M Bryan Arifando. Sebenarnya Amarta telah lama menyadari ada challenge ini, namun baru sekarang dia tergugah untuk bergabung. Rasa-rasanya, ini akan menyenangkan. Apabila kamu punya hasrat untuk mengikutinya juga, jangan ragu untuk mengikuti Amarta dan kita bisa saling membaca dan berbagi. 

The Question

Siapa saya kali ini? Diri penulis kah? atau Amarta? Merujuk pada tulisan Kesan Pertama Seharusnya saya adalah Amarta. Bukanya informasi ini harusnya menjadi milik penulis seperti personality atau Things that make you happy

Oh tenang sayang

Sudah pasti ini adalah Amarta, sang aku, pemilik sah blog ini. Amarta juga punya mimpi, Aku adalah putra dari mimpi itu sendiri, anak-anak dari impian utopis yang terpenjara dalam kata-kata magis yang kadang kala, dilebih-lebihkan.

Do u still read this? jika iya, terimakasih. Silahkan melanjutkan untuk langsung menuju tulisan pertama di hari kesatu. Describing My Personality






#30DWCD1 : Describe your personality

    Oxford dictionary mendefinisikan personality adalah "the combination of characteristics or qualities that form an individual's distinctive character." Kombinasi antara karakteristik atau kualitas dari karakter unik individu yang dapat membedakan dirinya dengan orang lain. Bagaimana karakteristiku?

Amarta menghabiskan waktunya sendiri dalam fikiran mengenai apa yang akan dia lakukan. Ia terlalu perfeksionis dan berhati-hati dalam menjalankan sesuatu. Dengan sentuhan perasaan dari sesuatu yang menyedihkan, dia mudah mengeluarkan air mata. Dalam beberapa kesempatan ia cenderung murung dan lambat karena menyadari lingkungan sekitarnya tidak sama dengan apa yang ia dambakan. Melankolis yang malang. Namun begitu, jauh di dalam hati kecilnya Amarta percaya selalu ada harapan dan kebaikan di dunia. 

Filsafat, berasal dari bahasa Yunani, Philo yang berarti cinta dan Sophia yang punya arti kebijaksanaan. Filsafat adalah ilmu yang mngkaji mengenai kebijaksanaan dan cara manusia meraih kebijaksanaan. Fikiran adalah hal yang penting bagi Amarta, menurutnya semua bersumber dan diolah disana, perasaan atau tindakan kita ditentukan olehnya. Bagaimana cara kita merespon, menanggapi, atau memilih diam. Amarta cenderung filosofis dan mendalam, Ia fikir semuanya harus diolah baik-baik dalam fikiran sebelum akhirnya keluar, dunia tidak lebih dari pencarian kebenaran. Jati diri sendiri bahkan merupakan kebenaran yang subjektif. Tidak berlebihan jika Amarta disebut sebagai seorang filsuf, karena filsuf bukan nama gelar dengan perjalanan panjang, ia hanya memerlukan rasa penasaran dan niat untuk belajar. 

Amarta, adalah Filsuf Melankolis dalam diri seorang remaja, yang berangan-angan, dan menuang buah fikiranya dalam tulisan. 

#30DWC 

Salam Hangat
Amarta
 

Komentar