#30DWC15 : Tempat pelarian

 

If you could run away, where would you go?

Beberapa hari ini saya mengitari beberapa tempat dan memilih melupakan tantangan menulis 30 hari. Perjelanan ini menyenangkan, membuka kembali nafas ini untuk kembali ke jalanya. Bukit dan lautan membangunkan kemurnian diri yang terkubur jauh dalam kulit dan daging tebal. Daging dan kulit ini berlapis dari hari ke hari semakin tebal, pelaku penebalan ini tidak lain adalah kewajiban dan tanggung jawab duniawi, lebih tepatnya peradaban. Mau tidak mau kita harus memikul beban-beban ini bukan? Khususnya jika ingin bertahan di lingkungan manusia. Pekerjaan, Relasi, semua itu menghabiskan energi.

Lautan selatan pulau jawa, arus kencang. Bersebrangan dengan Australia, terlihat sangat luas, tanpa batas setidaknya untuk mata manusia. Serupa pegunungan, ini memvalidasi perasaan saya mengenai manusia yang tidak ada apa-apanya dihadapan alam semesta. Sekuat apapun berlari, dengan mudah nafas sudah terengah-engah. Ombak yang berdebur meraba indra perasa di kaki-kaki ini, semakin maju, semakin jelas saya rawan terseret. Sedikit cipratanya memerahkan mata saya dan rasanya perih. Memikirkanya lebih jauh, di Eropa sana, di Negeri-negeri ini, manusia telah membuat perubahan besar. Mereka dahulu bersembunyi di gua-gua dan menghindari ancaman. Sekarang keturunan mereka justru bisa menjadi paling rakus, menduduki puncak rantai makanan, bahkan saling bunuh untuk kekuasaan. Saya sadar, dengan mimpi dan kemauan, saya juga adalah bagian dari perubahan besar. Keputusan dan keyakinan saat ini, sudah pasti punya peluang mengarahkan dunia ini ke wilayah baru, entah baik atau buruk. Sesuatu yang pasti, setidak-tidaknya saya tidak patut berhenti berusaha.

Jika saya punya kesempatan lari dan refleksi diri, saya akan pergi ke lautan dan pegunungan. Mereka tak akan merespon tangis, mengusap tragis. Gunung dan laut yang termakan terik dan panas hanya akan mengajarkan bukan mereka yang perlu ditaklukan, tapi diri sendiri. Jika secepatnya kita berhenti dan berusaha, kita tidak akan bergerak kemana mana.

 

Salam Hangat

Amarta

 

Komentar

  1. Izin bertanya, apakah kaka seorang yang memiliki akun Quora bernama safrudin ilhami?

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo, betul. Maaf baru sadar ada komentar muncul di blog ini

      Hapus

Posting Komentar