Kikisan dunia dan kepemimpinan

Apakah taraf keberhasilan kepemimpinan terkait dengan orang yag decisive? dimana seseorang tersebut dapat dengan cepat mengambil keputusan?

Pada era disruptif seperti ini, kurasa tidak. 

Here's why

    Sesingkat ini  : Dunia sudah semakin tua, sumber daya yang ada telah menipis. Semua orang dapat memiliki hasrat dan keinginan, maka habislah dunia ini tanpa tersisa. Pemimpin adalah kemenangan, tapi semakin banyak kemenangan sama dengan kekalahan yang sama jumlahnya dengan kemenangan itu sendiri. 

    Kekayaan dan kesejahtraan dunia adalah harapan setiap pemimpi. Anak-anak yang tidak kelaparan, pemuda pemudi yang semangat menjalani hidupnya melakukan apa yang mereka suka, lebih mudah dibayangkan, ibu rumah tangga tak perlu memikirkan apa yang akan mereka masak pagi hari, untuk anak mereka menuntut ilmu di sekolah dasar, untuk para suami yang akan bekerja. Semudah tidak kelaparan, tetap hidup dengan senang dan bahagia. Sungguh butiran-butiran cita yang mulia. Namun sepanjang mata memandang, ada harga yang harus dibayar. Pemilik perusahaan besar telah menjamin cita-cita mulia ini digapai oleh anak anak mereka, pemerintah berusaha memaksimalkan pendapatan negara, dengan pengerukan sumber daya sebesar mungkin. 

    Untuk memperjuangkan cita-cita yang besar, pimpinan harus punya keberanian berkorban, ini yang selalu kita dengar, dan tidak dengan kalimat penjelasnya : pengorbanan dapat berbentuk apapun, waktu dan tenaga bagi manusia, tapi juga Kekayaan alam dan sumber daya. Perusahaan pertambangan butuh truk angkut dan peledak yang lebih banyak untuk memastikan mendapat hasil tambang yang besar, mereka butuh pembebasan tanah yang lebih luas juga, bukan? ahhh baik-baik, isu pertambangan terlalu sensitif, penuh politik dan intrik. Bagaimana dengan perusahaan yang bergerak pada consumer goods? mereka memastikan kebutuhan sehari-hari kita tercapai. Jelas-jelas kita mempermudah hidup manusia. Tapi tunggu dulu, bukanya semakin banyak produk rumah tangga yang kita konsumsi, semakin banyak pabrik yang akan dibuka? bukankah artinya perlu semakin banyak sumber daya yang dihabiskan? dan akan semakin menumpuk limbah kemasan produk kemasan consumer goods di dunia? Saya rasa rasa tidak ada bedanya, Mereka hanya melakukan pengerukan di bidang yang berbeda. 

    Terus gimana donk? gausah makan kita? gausah menuhin kebutuhan?

    Jika ingin mati kelaparan ya silahkan, tapi yang jelas, kita tidak bisa terus menerus menghabiskan. Harus saling mengalah, membagikan yang berlebih pada yang kekurangan, as simple as that. Setidaknya itu juga yang bisa diri saya sendiri lakukan. 

Terus apa hubunganya sama kepemimpinan diatas? hmm.. saya rasa kita perlu menyadari dalam memimpin diri kita sendiri ataupun mengambil keputusan untuk hajat hidup orang banyak (aciap hajat), kita harus lebih berhati-hati, seiring berjalanya waktu, setiap keputusan menjadi semakin riskan. 

Tulisan sekali duduk, tiba-tiba kepikiran. Ngga pernah yakin bisa fit 100% dengan logika orang kebanyakan, but thats what all i got..

salam hangat

Amarta

Komentar