#30DWC9 : About Happiness

Preface

    Hai, Pagi yang cerah di pesisir selatan Jawa. Kali ini, ini aku. Amarta. Penulis tidak memberikan kesempatan jemarinya untuk aku ambil alih, dia fikir representasinya mengenai aku selalu benar? Menjadi orang ketiga yang mengamatiku, kurasa tidak bro, tidak. Jatah tulisan hari ini adalah menulis mengenai kebahagiaan. Kurasa ini sudah dibahas beberapa minggu lalu pada tulisan mengenai hal yang membuatku bahagia. Kebahagiaan itu relatif dan subjektif, dia juga bisa di manipulasi seenaknya, kau bisa memilih merasa tetap bersyukur dan bahagia di masa sulitmu. 

    Bicara mengenai tulisan, aku keheranan karena yang membaca tulisan-tulisan dari blog ini lebih dari 10 orang, hahaha. Siapa mereka? Secara statistik 60% nya bahkan dari internet dan sisanya dari Bio akun instagram penulis. Jika kamu salah satunya saat ini, mari berkenalan lewat kolom komentar! Jika perlu, kita saling mengikuti apabila kamu memiliki blog sama seperti ini. Aku cukup kesulitan menemukan blogger yang mencurahkan ekspresinya lewat tulisan, kebanyakan adalah orang-orang yang mencari monetisasi. 

About Happiness

Okay, Back to topic. Menulis mengenai kebahagiaan. Seperti yang aku yakini sebelumnya, kebahagiaan adalah sesuatu yang relatif, subjektif pada siapa yang menjalani hidup. Aku sekarang bahagia sekali memutar daftar putar musik yang ku-klik "like"di Spotify. Sudah jelas anak-anak di daerah konflik akan menolak tawaran kuputarkan daftar putar musikku, alih-alih senang, mereka justru akan marah karena yang mereka butuhkan adalah kehangatan orang tua, tempat aman dan makanan. 

Lebih Lanjut

Meskipun kebahagiaan itu relatif, kabar baiknya kebahagiaan itu bisa dimanipulasi. We can pretend we happy all the time. Kebahagiaan adalah pilihan. Begini, sebagian orang tidak memilih meneruskan pendidikan dan bekerja serabutan, apakah mereka bahagia? dengan pilihanya, sebagian dari mereka merasakan bahagia. Padahal bagi beberapa orang di luar sana kehidupan bekerja serabutan sama sekali jauh dari kata "bahagia". Apa yang membuat mereka tetap hidup adalah rasa bersyukur. Kurasa, untuk membuat dirimu bahagia adalah dengan menurunkan ekspektasi dan menjadi bersyukur. Apabila Ekspektasi tinggi pun, selama ada waktu, kita bisa menyelaraskan ekspektasi tersebut dengan usaha. So, Kebahagiaan juga dapat dimanipulasi dan menjadi sebuah pilihan


Notes : #30DWC adalah seri tulisan mengenai sebuah tantangan 30 hari menulis mengenai hal acak yang sudah ditentukan sebelumnya, Seri ini bertujuan untuk berbagi cerita dan pembelajaran penulisan rutin untuk penulis. Seri ini dapat ditemukan di menu navigasi bagian "30DWC". Apakah kamu ingin mengikutinya juga? mari berteman dengan penulis melalui komentar, email, atau mana saja untuk bertukar fikiran. Jika kamu memiliki blog, mari saling mengikuti. 

Salam Hangat

Amarta 









  

Komentar