Aku Ingin
Sapardi Djoko DamonoAku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikanya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikanya tiada
Puisi yang ada dimana-mana, bisa di temui pada ayat-ayat yang melukiskan cinta pada undangan pernikahan, surat-suratan remaja labil, bahkan pada doa di sepertiga malam untuk cita-cita cinta yang diadukan pada tuhan. Seperti itulah gambaran Puisi ada dimana-mana, dikenal banyak orang lewat banyak media. Penyair Aku Ingin adalah Alm. Sapardi Djoko Damono(SDD) yang pada akhir hidupnya adalah seorang pengajar pascasarjana di Institut Kesenian Jakarta, beliau adalah aktivis sastra selama hampir 4 dekade lebih dan telah memiliki banyak penghargaan
Tema yang dibawakan beliau pada puisi Aku Ingin adalah Cinta, hanya dua bait dengan tafsiran yang indah dan kontradiktif. Sajak utamanya adalah keinginan si "aku" untuk mencintai dengan sederhana, sesederhana kayu kepada api yang menjadikanya abu. Sangat sederhana, bentuk yang tidak perlu di abstraksikan rumit-rumit dan njelimet, kayu yang dibakar tak mungkin dipisahkan, mereka dekat berbatas antar atom, tak mungkin berpisah kecuali mematikan salah satunya, disiram air untuk mematikan sang api, membasahi sang kayu. Namun bagaimana ia dapat mencintai jika kayu yang ia analogikan sebagai cinta hilang dimakan api menjadi abu? Bukankah ini sama dengan kayu dan api juga akan hilang pada waktunya? api akan padam seiring kayu yang telah jadi abu?
Sama halnya dengan bait kedua, Bagaimana mungkin ia bisa mencintai seperti Awan kepada Hujan yang menjadikanya tiada? sementara awan sudah pasti akan hilang dengan hujan yang semakin lebat.
Akhir kata, Amarta memaknai bait-bait puisi ini sebagai keikhlasan, Dimana pasangan benda di dalamnya yaitu kayu-api dan awan-hujan pada akhirnya akan sama-sama tiada, dalam benak amarta, seperti seorang pria yang mencintai, tanpa peduli jadi apa, ia hanya mencinta. Entah diterima, atau tidak, ia hanya memandangi permaisuri impianya di sisi gelap, menikmati keindahan fikiranya sendiri, tak perlu memiliki, jika dimintai tolong ia hanya menolong, dengan perasaan yang ada dalam dirinya.
Just me, without any draft or proofreading, and my clumsy keyboard.
Salam Hangat
Amarta
Notes : Weekly Poems adalah seri tulisan puisi dari karya Amarta sendiri, atau penggubahan karya puisi dari sastrawan yang menarik untuk dibahas. Seri ini untuk memenuhi hasrat penulis dalam berpuisi dan belajar merangkai kata dengan indah. Tulisan ini ada di label "weekly poems" atau "puisi mingguan". jika ingin melihat semua seri ini silahkan klik "weekly poems" pada navigasi blog atau langsung klik di Sini
Komentar
Posting Komentar